ZAMAN KESHOGUNAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Shogun berasal dari kata Sei I Taishogun yang berarti
panglima pasukan ekspedisi melawan orang biadab (istilah “Taishogun” berarti
panglima angkatan bersenjata). Sai I Taishogun merupakan salah satu jabatan
jenderal yang dibuat diluar sistem Taiho Ritsuryo. Dan jika dilihat dalam kamus
bahasa jepang-indonesia, dapat diartikan sebagai jenderal. Meski pada Restorasi
Meiji, istilah shogun tidak digunakan lagi, namun istilah ini dipakai dalam
dunia kemiliteran hingga sekarang yang berarti “jenderal”.
Shogun sendiri merupakan singkatan
dari jabatan bernama panjang sei-i-tai-shogun yang berarti jenderal besar
penakluk orang barbar. Jabatan ini sebenarnya mulai dikenal sejak jaman Nara
(710-794) dan jaman Heian (794-1185), akan tetapi jabatan shogun pada jaman
Nara dan Heian tidaklah memiliki kekuasaan penuh sebagaimana jaman Kamakura
hingga jaman Edo (era Tokugawa), shogun jaman Nara/Heian hanya bertindak
sebagai jenderal perang. Selain itu juga jabatan shogun Nara/Heian masih
dipegang secara bebas tanpa melihat keturunan. Barulah sejak jaman Kamakura
(1192-1333) jabatan shogun hanya diperuntukkan keturunan klan Minamoto dan
memiliki kekuasaan penuh pemerintahan, dengan kaisar bertindak hanya sebagai
simbol.
Istilah shogun sebenarnya sedah ada
sejak zaman Nara. Kala itu, Jenderal yang dikirim untuk menaklukkan wilayah
bagian timur jepang disebut dengan Sei I Taishogun yang kemudian sering
disingkat menjadi Shogun. Selain itu, ada juga jabatan yang lebih rendah dari
Sei I Taishogun, yang kemudian disebut dengan Seiteki Taishogun (panglima
penaklukan orang Barbar) dan Seisei Taishogun (panglima penaklukan wilayah
barat). Menginjak zaman kamakura, gelar Sei I Taishogun diberikan kepada
panglima keshogunan (Bakufu) hingga zaman Edo. Saat ini, Shogun dapat juga
diartikan sebagai pejabat Toryo (kepala klan Samurai) yang didapatkannya
berdasarkan garis keturunan.
Pada awalnya, Shogun diangkat oleh
kaisar untuk membantunya dalam mengatasi segala sesuatu tentang militer dan
keamanan Jepang. Namun, bersamaan dengan keinginan untuk menhuasai Jepang,
shogun sering mengambil alih seluruh kebijakan negara, sehingga negara luar
Jepang sering menganggap Shogun adalah “kaisar jepang” yang sesungguhnya. Meski
shogun kebanyakan mendapatkan perintah dari kaisar, ada sebagian pejabat shogun
yang mengambil alih secara langsung dengan tanpa menghiraukan perintah kaisar.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
yang telah dijelaskan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai
berikut.
1)
Bagaimana latar belakang munculnya kekuasaan shogun?
2)
Bagaimana perkembangan kekuasaan shogun?
3)
Apa yang menjadi latar belakang runtuhnya kekuasaan shogun?
1.3
Tujuan
Adapun yang menjadi
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk
mengetahui latar belakang kemunculan kekuasaan keshogunan.
2) Untuk
mengetahui perkembangan kekuasaan shogun terutama dalah hal ekonomi,
politik, dan budaya.
3) Untuk
mengetahui latar belakang runtuhnya kekuasaan shogun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal Kemunculan Kekuasaan Shogun
Awal
kemunculan shogun bermula pada kemenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga
Taira. Perang ini bermula pada konflik
yang terjadi antara Minomoto dan Taira . konflik ini dilatarbelakangi oleh
ketidaksenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira yang mencontoh cara –
cara bangsawan dan lebih cenderung mengikuti gaya keluarga Fujiwara yang telah
mereka gulingkan.
Klan minamoto dan klan taira
yaitu Pada jaman Heian ketika kaisar masih memiliki
kekuasaan penuh, penguasa ke-52, kaisar Saga memiliki banyak istri dan selir
dalam harumnya. Hampir 50 orang anak resmi berhasil dilahirkan oleh sekitar 30
wanita dari hubungan mereka dengan sang kaisar. Karena kondisi keuangan rumah
tangga kekaisaran tidak mampu menjamin kehidupan anggota keluarga kaisar yang
jumlahnya membengkak pesat, kaisar Saga memutuskan untuk tidak memasukkan
sebagian anaknya kedalam lingkaran status keluarga kaisar melainkan hanya
memberikan status kebangsawanan (yang dengan demikian bisa dipelihara diluar
istana).
Anak-anak kaisar Saga yang berstatus bangsawan ini dianugerahkan marga
baru yaitu marga Minamoto. Bukan hanya kaisar Saga saja yang beranak banyak,
kaisar berikutnya yaitu kaisar Seiwa, kaisar Murakami, kaisar Uda, dan kaisar
Daigo juga mengikuti jejak kaisar Saga dengan menempatkan anak-anak yang
menyebabkan pengeluaran rumah tangga kekaisaran melebihi budget ke dalam klan
Minamoto. Mulai dari sinilah klan Minamoto terbentuk, walaupun masih berdarah
keluarga kaisar, status mereka hanyalah bangsawan biasa.
Ternyata
jejak kaisar Saga ini juga diikuti oleh keluarga kekaisaran yang lain. Cucu
dari kaisar Kemmu (ayahanda kaisar Saga) melanjutkan gaya kaisar Saga untuk mengirit
pengeluaran rumah tangga kekaisaran dengan cara yang sama. Beberapa cucu kaisar
Kemmu dianugerahkan marga baru yaitu Taira, karena marga Minamoto sudah cukup
banyak. Kaisar Nimmyo, anak kedua kaisar Saga, juga menggunakan cara yang sama
agar dapur kekaisaran tetap ngebul dan hal ini diikuti oleh kaisar lainnya
kaisar Montoku dan kaisar Koko yang menempatkan anak keturunannya ke dalam klan
Taira.
Karena
kedua klan Minamoto dan Taira masih merupakan keturunan keluarga kaisar, tentu
saja mereka mendapatkan perlakuan dan penghargaan lebih tinggi dibandingkan keluarga bangsawan lainnya. Alhasil posisi dan pengaruh
mereka dalam waktu singkat mulai menyaingi 2 klan senior lain yang sudah
memiliki pengaruh besar pada jaman Heian yaitu klan Fujiwara dan klan
Tachibana.
Pada tahun 1156 terjadi pemberontakan
Hogen yang dimenangkan oleh pihak
pendukung kaisar Go-Shirakawa yang didukung oleh para samurai pimpinan Taira
no Kiyomori dari klan Taira dan Minamoto no Yoshitomo dari klan
Minamoto. Akibat peristiwa ini, kekuatan dan pengaruh klan Minamoto dan Taira
meningkat pesat melebihi 2 klan lain dan tentu saja terjadi persaingan sengit
antara keduanya.
Persaingan klan Minamoto dan
Taira berlanjut 4 tahun kemudian ke pemberontakan
Heiji dimana klan Taira pimpinan Taira
no Kiyomori berhasil mengalahkan klan Minamoto pimpinan Minamoto no Yoshitomo.
Yoshitomo terbunuh beserta 2 anak sulungnya, harta dan tanah klan Minamoto
disita oleh klan Taira. Hampir seluruh tokoh penting klan Minamoto yang
terlibat pemberontakan Heiji dieksekusi, hanya ada 3 sisa keturunan Yoshitomo
yang dibiarkan hidup yaitu anak ke-3 Yoritomo diasingkan ke Izu (daerah
kekuasaan klan Hojo),
anak ke-6 Noriyori dan anak ke-9 Yoshitsune dipaksa
masuk kuil Zen menjadi pendeta. Klan Taira dengan pimpinan klan Kiyomori
memulai bentuk pemerintahan militer dengan kasta samurai sebagai penguasa
negara menggantikan sistem insei.
Dengan penghapusan sistem insei, kaisar tak
lebih hanya sekedar simbol dan boneka klan Taira sehingga membuat banyak
keluarga kaisar mulai mencari dukungan untuk menjatuhkan kekuasaan klan Taira,
termasuk kaisar yang tersingkir Go-Shirakawa. Tentu saja kesempatan ini tak mau
dilewatkan oleh klan Minamoto untuk membalas kekalahan mereka.
Dipimpin oleh Minamoto no Yoritomo
(anak ketiga dari Yoshitomo) dan didukung mertuanya dari klan Hojo, klan
Minamoto mulai menggalang kekuatan untuk melawan klan Taira pimpinan Taira
no Munenori (anak kedua Kiyomori). Dimulailah perang Genpei antara klan
Minamoto dan klan Taira. Yoritomo sendiri dibantu dua adiknya sebagai jenderal
dalam banyak pertempuran yaitu Minamoto no Noriyori dan Minamoto no
Yoshitsune.
Perang Genpei berlangsung selama 5 tahun dengan kemenangan mutlak
klan Minamoto. Klan Taira sendiri boleh dibilang habis kekuasaan dan tanahnya
yang diambil alih oleh klan Minamoto.
Pimpinan penting klan Taira seluruhnya tewas, baik
dalam perang maupun dieksekusi klan Minamoto. Sisanya yang tak memiliki
pengaruh dilepaskan dan mereka kebanyakan mengganti nama marga mereka. Didalam
klan Minamoto sendiri terjadi perselisihan antara Yoritomo
dan sepupunya Minamoto no Yoshinaka yang berakhir dengan tewasnya
Yoshinaka ditangan adik Yoritomo, Minamoto no Yoshitsune.
2.1.1Shogun
sebagai warisan klan Minamoto
Sebelum Yoshinaka tewas, Yoshinaka terlebih dahulu berhasil memaksa
kaisar Go-Shirakawa untuk mengangkatnya sebagai sei-i-tai-shogun. Jabatan
shogun hanya dikuasai Yoshinaka dalam waktu pendek karena tak lama kemudian
Yoshinaka tewas ditangan sepupunya Yoshitsune dalam pertempuran Awazu. Setelah
memenangkan perang Genpei, Minamoto no Yoritomo khawatir adiknya Minamoto no
Yoshitsune akan mengangkat senjata merebut kekuasaan klan Minamoto dari
tangannya.
Maklumlah, sebagian dari kemenangan klan Minamoto dalam perang Genpei
berasal dari keberhasilan pasukan pimpinan dua adiknya Noriyori dan Yoshitsune
dalam memenangkan pertempuran demi pertempuran. Akhirnya Minamoto no Yoshitsune
sendiri dipaksa bunuh diri bersama istri dan anak-anaknya. Kakaknya Minamoto no
Noriyori sendiri tewas dalam kecelakaan berburu tak lama setelah menolak
perintah Yoritomo untuk menangkap Yoshitsune. Rumor mengatakan Yoritomo juga
khawatir kalau Noriyori memberontak jika Yoritomo menghabisi adik mereka berdua
Yoshitsune, sehingga Noriyori juga harus disingkirkan.
Setelah Yoritomo tak punya saingan lagi untuk menguasai klan Minamoto,
Yoritomo diangkat menjadi shogun kedua dari klan Minamoto sekaligus shogun
pertama jaman Kamakura. Yoritomo melanjutkan sistem yang dipakai rival ayahnya,
Taira no Kiyomori, dengan menetapkan kekuasaan tertinggi pemerintahan berada
ditangan kasta samurai dengan kaisar sebagai simbol. Mulai sejak itu pula
ditetapkan, gelar shogun hanya diberikan kaisar untuk keturunan klan Minamoto.
A) System pemerintahan keshogunan
awal
Awal keshogunan dimulai saat kelas penguasa (
kaum aristokrat ) mendapat kekuatan dan legitimasi dari kaisar yang berkuasa
pada saat itu, ini semua berkat usaha mereka mendekati dan mempengaruhi kaisar.
Mereka berasal dari kalangan kaum tani kaya yang membentuk suatu perkumpulan
keluarga dari klan-nya sendiri dan mereka berhasil menemukan dasar yang baik
untuk menggalang kekuatan melalui pengelolaan pertanian yang
baik. Berpangkal pada ikatan-ikatan itulah mereka berhasil mengukuhkan
kelas penguasa tradisional dan menciptakan masyarakat feodal baru.
Pemerintahan ke-Shogun-an terbentuk pada periode Kamakura
antara tahun 1192-an M. Kalau sejak periode Nara dan Heian, kekuasaan
pemerintahan dapat dikatakan berada secara
langsung dalam tangan kaisar . Yang kemudian pada periode selanjutnya di
serahkan kepada pejabat tinggi kerajaan, yang biasa kita kenal sebagai Wasir
(perdana menteri), tetapi pada periode kamakura ini mulailah pemerintahan
dipegang oleh kaum samurai.
Di
tahun 1192 ini, kaisar menunjuk Minamoto no Yoritomo sebagai Shogun pertama di
jepang. Shogun sendiri mempunyai arti panglima tertinggi tentara. Tapi sebelum
kaisar menunjuk Minamoto no Yoritomo sebagai Shogun , Minamoto no Yoritomo
telah lebih dahulu mengangkat dirinya sebagai shogun yang pertama. Dan akar
politik ke-Shogun-an selanjutnya berasal dari periode Kamakura ini. Pada
periode ke-Shogun-an ini, kaum samurai diangkat sebagai polisi dan pemungut
pajak dan ditempatkan pada semua distrik di seluruh kerajaan. Di periode ini
muncul sekte budha baru dengan doktrin-doktrinnya yang tersebar amat cepat ke
dalam kalangan rakyat jepang.
2.2 Perkembangan Kekuasaan Shogun
A) Zaman
Kamakura (1192 M – 1333 M)
Zaman bakufu
Kamakura menghasilkan kebudayaan tersendiri dengan menggabungkan unsur –unsur
kebudayaan samurai yang baru bangkit pada kebudayaan istana. Dapat dikatakan
bahwa hal ini berarti kebangkitan kembali kebudayaan asli Jepang. Yang paling
menonjol dalam kebudayaan zaman ini adalah bangkitnya aliran – aliran agama
budha.
Dalam bidang
kesenian, masa ini merupakan zaman emas seni pahat yang berupa patung keagamaan
maupun patung manusia biasa. Dalam bidang seni lukis, dihasilkan lukisan gulung
yang bermutu, sedangkan dalam bidang arsitektur terjadi pembangunan kuil dengan
corak Sung yang di Jepang dikenal sebagai tenjiko-yo dan karayo. Sedangkan,
dalam bidang kesusastraan, zaman ini ditandai dengan munculkan apa yang disebut
“ Babat Ksatria” disamping puisi dan prosa bangsawan tradisional.
Pada masa
keshogunan kamakura industry mengalami kemajuan. Karena dibukanya daerah –
daerah baru untuk penanaman padi dan kemajuan dalam teknik pertanian, produksi
pertanian berlipat ganda dan kerajianan tangan juga mengalami perberkembangan.
Perdagangan tumbuh dengan subur dan pasar –pasar yang diadakan 3 kali dalam
sebulan, berkembang di pusat –pusat dalam shoen, di pusat komunikasi penting,
dan di depan pintu gerbang kuil –kuil dan tempat ibadat. Pembuatan mata uang di
Jepang telah lama dihentikan, tetapi system ekonominya mulai berkembang.
B) Keadaan Shogun Setelah Pemerintahan Yuritomo
Setelah Yoritomo wafat jabatan shogun digantikan oleh putranya yoriie dan Sonetomo yang menjabat secara bergantian. Namun sanetomo dibunuh oleh putra Yoriie, Kugyo dan keturunan Minomoto berakhir setelah tiga generasi. Kujo Yoritsune saudara jauh Yoritomo dari Kyoto dan diangkat menjadi shogun. Melihat kondisi Yoritsune yang masih kanak – kanak maka ia hanya dijadikan boneka. Maka pemerintahan berada di tangan mangkubumi. Yamg waktu itu depegang oleh Hojo Tokimasa, dan setelah wafatnya Hojo Tokimasa jabatan mangkubumi dijabat oleh putranya Yoshitoki.
Dengan terhapusnya
garis keturunan Minomoto membuka kesempatan bagi kaisar Gotoba dalam usaha pengembalian kekuasaan kaisar
dalam pemerintahan.
Kesempatan yang terbuka di manfaatkan oleh
Kaisar Gotoba untuk memberikan perintah kepada propinsi untuk menggulingkan
Yoshitoki. Dan Kaisar Gotoba mengundurkan diri dan putranya kaisar Juntoku yang
juga telah menarik diri, dibuang ke pulau Sado. Peristiwa ini dikenal dengan
peristiwa Jokyu. Akibat kemenangannya
bakufu mengambil alih lebih dari tiga ribu daerah milik istana. Dengan hal ini
Yoshitoki diganti oleh Yasutoki dan kemudian oleh Tokiyori yang memperoleh sumpah
setia rakyat banyak karena cara pemerintahannya yang adil dan tegas.
C) Bakufu Muromachi
Bakufu ini
didirikan oleh Yoshimitsu. Kedudukan Yosimitsu selain sebagai shogun juga
menjabat sebagai menteri utama, dengan jabatan ini ia mengambil bagian dalam
kehidupan politik istana. Jabatan penasehat utama bagi Shogun yaitu Kanre di
pegang secara bergantian oleh tiga cabang keluarga Ashikaga, kaum Hosakawa,
kaum Shiba dan kaum Hatakeyama.
Para Shugo pada zaman Muromachi tidak
mengabdi secara mutlak kepada Shogun, melainkan bertindak sesuai dengan
kepentingannya masing-masing sehingga mengakibatkan landasan lembaga Bakufu
menjadi sangat rapuh. Sementara itu shogun kedelapan, Yoshimasa mengabaikan
pemerintahan dan hidup secara mewah tanpa memperhatikan pendeeritaan rakyat.
Hal ini dilanjutkan dengan Pertentangan antara Hosokawa Katsumoto, dan Yamana
Mochitoyo yang berpengaruh menjadi semakin ruwet karena perselisihan sekitar
masalah pergantian Shogun.
Pertempuran
yang di mulai di Kyoto pada tahun 1467, pertempuran ini di
kenal sebagai perang
saudara Onin. Akibatnya istana kekaisaran serta sejumlah tempat tinggal
bangsawan, kuil serta tempat ibadah di Kyoto terbakar. Perang onin
mengakibatkan surutnya wewenang dan kehancuran masyarakat berlangsung tanpa
kendali. Peperangan yang berlangsung selama 1 abad ini dikenal dengan periode Sengoku.
Pada masa terjadinya zaman Sengoku, orang - orang eropa mulai
berdatangan ke jepang untuk yang pertama kalinya. Kemudian dibukalah hubungan
dengan bangsa barat. Pada tahun 1543 kapal portugis berlabuh di Tanegashima
yang terletak dibagian selatan Kyushu. Mereka dating dengan membawa senjata dan
diterima oleh jendral jepang serta dengan cepat menyebar keseluruh
jepang.
Pada tahun 1549
Fransiskus,salah seorang pendiri Ordo Jesuit, tiba di Kagoshima dan membawa
agama Kristen ke Jepang. Ia tinggal di jepang Selma dua tahun tiga bulan tetapi
dalam waktu itu para misionaris berdatangan ke Jepang dan berusaha memperluas
agamanya. Pada tahun 1582 jumlah penganut agama Kristen cukup banyak. Hideyoshi
memberi perlindungan bagi agama Kristen tetapi ia cucriga atas agama Kristen
akan mengalahkan agama Jepang Shinto dan budha yang merusak masyarakat.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai
teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir
berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji
1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya
sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590.
Pada zaman Nobunaga dan Hideyoshi para Daimyo baru dan pedagang-pedagang
kaya mulai menciptakan kebudayaan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari
dan terbuka. Dengan perkembangan arsitektur istana, timbul menghias pintu-pintu
geser dan dinding-dinding rumah dengan lukisan dekoratif yang berwarna warni.
a. Keadaan Masyarakat dan kebudayaan pada masa pemerintahan Muromachi
Sepanjang zaman ini
organisasi otonom tumbuh di lingkungan pertanian. Para petani berkumpul untuk
melindungi desa-desanya dari perusakan akibat perang. Dan sering kali mereka
menolak pembayaran pajak yang terlalu tinggi atau pemerasan oleh lintah darat. Pemberontakan
ini disebut Ikki. Di distrik Hokuriku dan Kinki,
beberapa Ikki di atur oleh penganut Sekte
budha Jodo shin dan Dikaga, Ikki berhasil menggulingkan Shugo local.
Pemberontakan ini dikenal sebagai Ikko-Ikki.
Dalam bidang
industry mengalami perkembangan yang luar biasa. Pertanian, perikanan,dan
pertambangan maju pesat. Dalam bidang sastra, kesusastraan bangsawan
tradisioner mengalami kemunduran, tetapi kesusastraan rakyat biasa mulai muncul
dalam bentuk-bentuk seperti Renga (sajak berantai), Otogizoshi(cerita populer),
drama dan komedi. Dalam perkembangan kebudayaan terdapat perpaduan yang semakin
akrab antara kebudayaan samurai dan bangsawan. Contohnya: kinkaku (paviliun
perak) yang didirikan oleh Yoshi mitshu dan Ginkaku(pavilion perak) yang dididrikan
oleh Yoshimasha, bangunan ini memperlihatkan kombinasi arsitektur samurai
dengan arsitektur Budha.
D)
Bakufu Edo
Tokugawa leyashu
meneruskan pemerintahan dari Toyomi Hideyoshi dan menyempurnakan persatuan
bangsa. Ia memperkuat kedudukannya selama zaman Nobunaga dan di beri wilayah
delapan provinsi di daerah kanto oleh Hideyoshi.Dengan demikian ia membangun
kekuatan yang bermarkas besar di Edo. Tokugawa leyashu memperoleh keberuntungan
dari pertikaian yang terjadi antara pertikaian tentara Hedeyoshi dengan Ishida
Mitshunari dalam perang yang menentukan Disekigahara memperoleh kemenangan yang
besar. Hasilnya ia memperoleh pengukuhan hegemoni dari kaum Tokugawa. Pada
tahun 1603 Leashu di tunjuk menjadi Shogun oleh kaisar.
Pemerintahan
samurai pusat didirikan yang mengambil langkah pengendalian para daimyo,
tekanan atas istana serta pengawasa atas para petani. Pengendalian terhadap
para Daimyo memakan hampir seluruh tenaga leyashu, karena beberapa diantaranya
menjadi kawasan sejawatnya dibawah Hideyoshi.
Leyashu menempatkan
para daimyo yang tidak mempunyai ikatan erat dengan keluarga Tokugawa di
daerah-daerah yang jauh misalnya di daerah Tohoku, sikoku, dan Kyushu. Dan juga
menetapkan kitab undang-undang bagi keluarga ksatria yang mengatur secara tertulis
kewajiban oara Daimyo. Leyashu juga menetapkan system yang di kenal sebagai
Sankinkotai yang mewajibkan para daimyo untuk mrngabdi secara bergantian di
Edo, sementara istri dan anak-anaknya harus tetap tinggal di daimyo. Para
daimyo berada di bawah kawasan Bakufu dan secara mutlak bertugas mengabdi
kepada Shogun.
System penentuan
kedudukan social seseorang dengan cara mengolongkan dalam salah satu dari empat
kelas, yaitu samurai,petani,dan buruh atau pedagang yang di terapkan secara
ketat. Hubungan feodal antara tuan dan hamba yang di pegang oleh para samurai
dan di perluas di setiap kelas. Ikatan ketat yang serupa mengikat tuan tanah
dan penghuni dikalangan para petani, mengikat murid kepada para karyawan ahli
dikalangan pertukangan dan mengikat pegawai kepada kepala usaha di antara para
pedagang. Pelanggaran ikatan ini di larang keras karena di anggap melanggar
tata susunan masyarakat.
a. Perkembangan Sosial Budaya Pada Masa Bakufu Edo
Sejak pemeritahan
Letshuna, bakufu mulai melonggarkan cara pemerintahan militer yang ketat untuk
lebih memberi tekanan pada usaha pendidikan dan kebudayaan karena landasan
bakufu telah aman dan perlu pengendalian terhadap para daimyo. Selama zaman
administrasi birokrasi, industry domistik memperlihatkan perkembangannya dan
produksi bertambah dengan cepat. Perhubungan juga mengalami perbaikan,
peredaran bahan-bahan konsumsi menjadi lancar dan perdagangan juga bertambah
maju. Pada puncak kemakmurannya, Edo merupakan kota yang terbesar di antara
kota istana dan di perkirakan mempunyai penduduk satu juta orang. Dengan hal
ini kemakmuran ekonomi, ilmu pengetahuan, kesastraan, dan kesenian maju dengan
pesat.
Kemajuan juga
tercapai dalam penelitian sejarah Jepang, yang membawa pendekatan baru terhadap
studi Mithe-Mithe. Dalam bidang kesusastraan timbul banyak sastra yang
bersumber pada kehidupan kelas pedagang. Dalam bidang kesenian aliran Kano
menjadi sumber pelukis-pelukis resmi bagi lembaga Shogun.
A) Kondisi Akhir Shogun Kondisi Budaya, Ekonomi dan ilmu pengetahuan
Setelah masuknya ekonomi uang
keseluruh bangsa serta semakin banyaknya tuntutan selera ekonomi kekeyaan
semakin menumpuk ditangan keles pedagang. Kondisi Bakufu sendiri berada dalam
kesulitan keuangan sedangkan para samurai dan petani berada pada kondisi
kemiskinan. Setelah jaman Genroku berusaha untuk membangun kembali keuangan
dengan cara mencetak ulang mata uang. Menetapkan pajak “kemawahan” (Goykin )
bagi pedagang kaya tetapi cara itu tidak berhasil.
Yoshimune shogun kedelapan, mengeluarkan larangan
keras terhadap kemewahan dan dekadensi. Ia mendorong berkembangnya seni
beladiri dikalangan kaum samurai dan memerintahkan seluruh bangsa untuk hidup
secara sederhana. Langkah lainya untuk membantu keadaan keuangan berusaha
mendorong pembukaan tanah pertanian baru dan pertumbuhan industry. Hasil –
hasil perbaikan ini juga tidak memuaskan.
Dengan bertambahnya kesulitan
keuangan, Bakufu dan para daimyo menjadi semakin keras berusaha memungut pajak
dari petani, yang mengakibatkan petani menderita kemiskinan yang semakin parah.
Banyak diantara mereka terpaksa melepaskan tanahnya dan menjadi buruh tani
meskipun beberapa petani yang lebih baik keadaanya mulai membuka toko minuman
keras atau menjadi lintah darat. Petani yang paling miskin mulai berkelompok
untuk membela haknya dengan cara paksa atau untuk memberontak.
Novel –
novel populer dicetak dalam jumlah besar termasuk share–bone yaitu novel pendek
yang mengambil tema kehidupan di tempat – tempat hiburan dan Yomihon, yaitu roman
–roman sejarah panjang. Dalam bidang
kesenian. Bentuk – bentuk baru seperti nanga yang berasal dari gaya populer di
Cina Ming Ch’ing, atau gaya realisme yang berasal dari penelitian akan alam
seperti yan terlihat dalam karya Maruyama Okyo. Sedangkan seni mencetak gambar
dengan dengan cukilan kayu yang disebut ukiyo-e mengalami kemajuan dalam segi
teknis yang menuju kepada jaman emas nishiki-e (gambar cetak polychrome). Baik dalam tema maupun pada pribadi
senimanya. Pendidikan tersebar ke
seluruh Negara. Disampin sekolah – sekolah yang diselenggarakan oleh Bakufu dan
Clan, juga terdapat terakoya atau sekolah di kuil, yang merupakan sumber
pendidikan bagi anan – anak pedagang dan petani, dan merupakantempat dimana
mereka dapat memperoleh dasar – dasar pendiikan diantaranya membaca, menulis,
berhitung.
Dalam bidang ilmu pengetahuan,
ajaran konghuchu resmi tetap berlangsung seperti biasanya, tetapi jaman ini
menyaksikan tampilnya Koku-Gaku (studi nasional) yang mulai mengimbangi
perhatian yang berlebihan pada ilmu pengetahuan dari Cina dengan studi bahasa
Jepang kuno, dan menganjurkan kembalinya cara hidup dan pemikiran kuno dan
bersifat pribumi. Deretan sarjana yang dimulai dengan Kada-No-Azumamaro hingga
Kamo-No-Mabuchi, Motoori Norinaga dan Hirata Aksutane, menandakan suatu
kebebasan baru bagi ilmu pengetahuan jepang dan lolosnya dari pandangan yang
sekian lama dikuasai oleh ilmu pengetahuan Cina. Koku-gaku juga dapat disebut
ilmu pengetahuan baru dalam pengertian bahwa orang –orang yang bertanggung jawab
atasnya terutama terdiri dari orang yang berasal dari kelas pedagang atau
petani.
Cabang ilmu pengetahuan lain ialah ran-gaku atau “ ilmu pengetahuan
belanda”. Bahasa belanda telah lama dikenal oleh para penterjemah untuk bahasa
belanda di Nagasaki, tetapi shogun yoshimune menyuruh Aoki Konyo dan sarjana
lain untuk mempelajari bahasa tersebut. Maeno ryotaku, murid aoki bersama
dengan sarjana – sarjana lain berusaha keras dan berhasil menterjemahkan kitab
Tafel anatomia, karya belanda mengenal anatomi, dan sejak zaman ini bahasa
Belanda dan bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan denganya menjadi cabang
ilmu pengetauan yang diakui di Jepang, yang secara menyeluruh dikenal sebagai
Ran-gaku. Melalui ilmu bahasa, cabang ilmu pengetahuan ini berkembang higga
mencakup pelajaran dalam berbagai bidang dari dunia barat, dan banyak
pengetahuan baru seperti ilmu kedokteran, ekonomi, ilmu alam dan
kimiadiperkenalkan di Jepang.
Pemerintah Tokugawa mengalami masa kejayaan yang panjang tetapi pada
abad ke-19, kekuasaan Tokugawa mulai mengalami kemunduran.Kaum samurai makin
mengalami kesulitan keuangan dan hutang yang terus meningkat. Di kota-kota
mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara pedagang kaya dengan rakyat miskin,
di desa-desa mulai ada perbedaan antara yang memiliki tanah dan yang tidak
memiliki tanah (Suryohadiprojo,1982:21). Selain penyebab diatas, faktor lain
yang meyebabkan runtuhnya pemerintahan Tokugawa adalah berikut ini.
a.
Kaikoku (Pembukaan Negara)
Selama kurang lebih
250 tahun Jepang menutup diri dari pengaruh luar.Jepang tidak menyadari adanya
kemajuan-kemajuan yang diperoleh bangsa barat, terutama dalam bidang industri.
Perkembangan kapitalisme mengakibatkan revolusi industri, sehingga bangsa barat
melihat luar negeri untuk mencari daerah pemasaran bagi hasil industrinya dan
mencari sumber bahan baku yang baru. Menjelang akhir abad ke-17 bangsa barat
mendesak untuk mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan Jepang. Bangsa barat
yang pertama datang ke Jepang adalah Rusia (Nurhayati,1987:33)
Pada tahun 1853 Amerika
mengirimkan utusan yang dipimpin oleh Commodore Matthew.C.Perry yang masuk ke
Jepang melalui teluk Edo. Menurut Nurhayati (1987 ;35), Perry membawa surat
resmi dari presiden Amerika Serikat yang menyatakan ingin mengadakan hubungan
dagang dengan Jepang dan juga dijelaskan bahwa kedatangan Perry adalah untuk
meminta : Perlindungan bagi pelaut Amerika
yang mengalami kecelakaan di laut. Pembukaan kota-kota
pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika untuk melakukan perbaikan kapal dan menambah
perbekalan.Pembukaan kota-kota pelabuhan untuk perniagaan.
Setelah surat itu disampaikan,
pemerintahan bakufu meminta waktu satu tahun untuk mempertimbangkan hal
tersebut. Setahun kemudian Perry kembali lagi ke Jepang dengan membawa armada
perangnya untuk memaksa Jepang agar mau membuka hubungan dengan Amerika.Perry
tidak segan-segan mengancam dengan
kekerasan.Rakyat Jepang menolak kedatangan bangsa
asing dan mereka menyerukan slogan yang dikenal dengan Sonno Joi yang berarti hormati Tenno dan usir kaum biadab
(maksudnya orang-orang asing).Mereka menunjukkan sikap yang anti terhadap
bangsa asing. Di beberapa wilayah rakyat Jepang mengadakan kekacauan-kekacauan
untuk mengusir bangsa Barat (Nurhayati,1987:45).
Pada tanggal 31 Maret 1854
pemerintah Tokugawa akhirnya menandatangani perjanjian dengan Amerika di
Kanagawa yakni sebuah kampung nelayan di
Yokohama, lalu Amerika menempatkan Konsul Jendral yang bernama Townsend Harris
di Yokohama. Dengan demikian akhirnya Jepang dibuka setelah pengasingan yang
berlangsung sepanjang 250 tahun dan tidak lagi merupakan sebuah negara
terpencil dari masyarakat dunia (Nurhayati,1987:33).
b. Pemberontakan dalam Negeri
Sejak terjadinya pembukaan
negara, pemberontakan dalam negeri semakin meningkat karena rakyat Jepang tidak
menginginkan perjanjian tersebut ditandatangani oleh pemerintahan Tokugawa,
terutama pihak kekaisaran karena perjanjian itu belum memperoleh izin dari
kaisar.Penandatanganan perjanjian ini menimbulkan kekesalan dan gerakan anti
pemerintahan bakufu yang diwakili oleh daimyo Tozama. Hal-hal yang mereka
tentang antara lain adalah menentang adanya hubungan dagang dengan orang asing,
menginginkan pengembalian fungsi politik kepada kaisar, dan ingin menegakkan
kembali pemujaan terhadap Tenno dan agama Shinto serta kembali pada Shintoisme
yang murni sebagai reaksi dari Ryobu Shinto dan Budhisme
(Nurhayati,1987:45).
Perjanjian dengan negara Barat
juga membawa dampak dimana perdagangan berkembang pesat. Golongan petani
merupakan produsen yang sangat membantu kehidupan golongan lain. Tetapi mereka
sangat menderita karena diwajibkan membayar pajak yang sangat tinggi dengan
sebagian hasil panen mereka.Ada
semboyan yang
berbunyi “kepada petani jangan diberi kehidupan maupun kematian” artinya bahwa
setiap petani harus ditempatkan sebagai kelas masyarakat yang hanya wajib
berproduksi dan membayar pajak.
Akibatnya kehidupan petani
semakin sulit dan akhirnya banyak yang meninggalkan lahan p ertaniannya dan menjadi buruh tani
di tanah pertanian orang lain. Mereka juga mulai membentuk kelompok-kelompok
untuk membela haknya dengan kekerasan, memberontak, dan melawan pemerintah
(Nurhayati,1987:19). Pemberontakan petani yang tidak puas terhadap pemerintah
semakin hari semakin mengacaukan keadaan Jepang saat itu.Disamping bencana alam
dan bahaya kelaparan yang sering terjadi pada pemerintahan Tokugawa menambah
semangat rakyat untuk meruntuhkan kedudukan shogun.
Akibat dari penandatanganan
perjanjian tersebut, pemerintah Tokugawa tidak lagi memperoleh kepercayaan dari
rakyat untuk melindungi mereka dari pengaruh luar dan tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap rakyatnya.Alasan ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak
yang ingin menggulingkan kekuasaan Tokugawa.Setelah terjadi beberapa peristiwa
buruk, maka pada tahun 1867 pemerintah Tokugawa menyerahkan kekuasaan pada
kaisar Meiji. Dengan demikian pemerintahan Tokugawa berakhir dan kekuasaan
penuh berada di tangan kaisar (Sihombing,1997:51).
Pada awalnya pemerintahan Shogun
dapat membuat kedamaian.Tetapi di balik itu pemerintahn Shogun mempraktekan
pemerintahan dengan tangan besi dan untuk
kepentingan rezimnya. Keluarga Tokugawa sebagai
keluarga Shogun terakhir yang memerintah Jepang sebelum Restorasi mempunyai
koordinasi sebagai berikut:
1.
Shogun: sebagai pemimpin pemerintahan (kaisar hanya sebagai lambang
saja).
2.
Para Daimyo: sebagai pemerintahan Gubernur/ Provinsi.
3.
Samurai-samurai: sebagai serdadu.
Semua Shogun Tokugawa berpegang
pada tradisi kuno yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Amaterasu
Omokami dan disusun memerintah dengan tangan besi.Kaisar terakhir pada masa
Tokugawa adalah Keiji sedangkan ibukota negaranya adalah Yedo. Kota tersebut
merupakan pusat administrasi dengan segala hukum dan undang-undangnya yang akan
menjamin supremasi bagi Shogun Tokugawa. Pemerintahan Shogun selalu
menentang aktifitas dan inisiatif dari setiap
individu.Semua
aktifitas diawasi oleh pemerintah Shogun.Pada pertengahan abad ke-19 bagian
kedua pemerintah Shogun menghadapi keruntuhan.
c.
Gokajo no Goseimon
Tokugawa Yoshinobu, Shogun
Tokugawa yang ke-15, menyampaikan pengunduran dirinya kepada kaisar pada bulan
November 1867, mengakhiri kekuasaannya yang kurang lebih dua abad lamanya. Pada
tanggal 3 Januari 1868 dikeluarkanlah sebuah pernyataan resmi tentang restorasi
dan kemudian dibentuk suatu pemerintahan yang sesuai dengan pola kuno dimana
kaisar menangani masalah-masalah politik.Pada tanggal 3 Januari itu pulalah
para pendukung restorasi mengambil keputusan-keputusan penting tentang peranan
keluarga Tokugawa dalam rezim yang baru.
Pada tanggal 6 April 1868 kaisar
mengeluarkan Sumpah Jabatan (Gokajo no
Goseimon) yang sangat penting yang terdiri dari lima pasal, yang
menggambarkan garis besar asas-asas yang harus dianut oleh pemerintahnya. Isi
dari piagam tersebut yakni :
1.Dewan-dewan musyawarah akan dibentuk secara luas dan
tiap-tiap kebijaksanaan akan ditetapkan berdasarkan musyawarah ; golongan
tinggi dan rendah harus bersatu dalam melaksanakan rencana-rencana bangsa
dengan penuh gairah ;
2. Semua warga sipil dan pejabat militer dan rakyat
diijinkan untuk memenuhi cita-cita mereka, dengan demikian tidak ada ketidak
puasan antara mereka.
3. Adat istiadat masa lalu yang tidak baik harus
dihapus, dan asas-asas yang adil dan wajar haruslah menjadi dasar kebijaksanaan
kita ; Pengetahuan harus dicari keseluruh dunia dan dengan demikian
kesejahteraan kerajaan dapat ditingkatkan.
Meskipun pasal yang pertama tidak
dimaksudkan sebagai suatu pernyataan tentang demokrasi modern, sumpah jabatan
itu, bagaimanapun adalah sangat progresif untuk masa itu.Sumpah itu menguatkan
asas politik yang baru berupa mendengarkan pendapat umum dan membuka negeri
bagi hubungan persahabaan dengan semua negeri di dunia.
Pemerintah kerajaan segera
mengumumkan satu rangkaian pemusatan otoritas politis di dalam negara kesatuan,
industrialisasi ekonomi, undang-undang pokok kaisar, wajib militer yang
universal, dan penciptaan suatu sistem pendidikan di seluruh negara.Dengan
demikian di masa datang tidak ada masyarakat yang buta huruf.
Perubahan-perubahan dalam
pemerintahan ini disusul dengan langkah-langkah yang meninggalkan tradisi lama.
Pemerintah baru mencatat kenyataan bahwa Edo merupakan pusat politik bangsa,
dan dalam bulan November 1868 pemerintah secara
resmi memberinya nama baru Tokyo (ibukota sebelah
timur). Dalam bulan November kaisar hijrah dari Kyoto ke ibukota baru itu dalam
suatu pawai kebesaran, dan menetapkan kediaman resmi tetapnya disana pada awal
tahun 1869.
Pada umumnya rezim baru itu
menekankan pentingnya kaisar memerintah bangsa.Maka setelah wafatnya kaisar
Komei pada tahun 1866, anak laki-lakinya yang baru berumur empat belas tahun
yaitu Mutsuhito menggantikannya.Semua pengumuman resmi pemerintah baru dibuat
atas namanya. Pada bulan Oktober 1868 Kaisar mengumumkan bahwa masa tahun-tahun
pemerintahannya adalah ”Meiji”
(pemerintahan yang cerah). Dengan demikian maka restorasi kerajaan tahun 1867 –
1868 dikenal dengan nama Restorasi Meiji, dan tahun-tahun antara 1868 – 1912
disebut era Meiji, karena Mutsuhito wafat tahun 1912.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal kemunculan shogun bermula pada kemenangan keluarga Minomoto terhadap
keluarga Taira. Perang ini bermula pada
konflik yang terjadi antara Minomoto dan Taira . konflik ini dilatarbelakangi oleh
ketidaksenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira yang mencontoh cara –
cara bangsawan dan lebih cenderung mengikuti gaya keluarga Fujiwara yang telah
mereka gulingkan.
Pada masa keshogunan kamakura industry
mengalami kemajuan. Karena dibukanya daerah – daerah baru untuk penanaman padi
dan kemajuan dalam teknik pertanian, produksi pertanian berlipat ganda dan
kerajianan tangan juga mengalami perberkembangan. Perdagangan tumbuh dengan
subur dan pasar –pasar yang diadakan 3 kali dalam sebulan, berkembang di pusat
–pusat dalam shoen, di pusat komunikasi penting, dan di depan pintu gerbang
kuil –kuil dan tempat ibadat. Pembuatan mata uang di Jepang telah lama
dihentikan, tetapi system ekonominya mulai berkembang.
Pemerintah
Tokugawa mengalami masa kejayaan yang panjang tetapi pada abad ke-19, kekuasaan
Tokugawa mulai mengalami kemunduran.Kaum samurai makin mengalami kesulitan
keuangan dan hutang yang terus meningkat. Di kota-kota mulai terjadi
ketegangan-ketegangan antara pedagang kaya dengan rakyat miskin, di desa-desa
mulai ada perbedaan antara yang memiliki tanah dan yang tidak memiliki tanah
(Suryohadiprojo,1982:21). Selain penyebab diatas, faktor lain yang meyebabkan
runtuhnya pemerintahan Tokugawa adalah Kaikoku
(Pembukaan Negara), Pemberontakan dalam Negeri, dan Gokajo no Goseimon.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan
pembaca dapat memahami materi tentang Zaman Keshogunan dan mengahayati dengan
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini maasih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rosidi, Ajip. Mengenal Jepang. Pusat
kebudayaan Jepang Jakarta. Jakarta. 1981.
Sakamoto, Taro. Jepang
dulu dan sekarang, terjemahan oleh Sylvia Tiwon. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. 1992.
Agung, Leo. Sejarah
Asia Timur 1.Yogyakarta. Penerbit Ombak
Anonim,2010. Jepang. Tersedia dalam http//:id.wikipedia.org/wiki/Jepang.
Diakses pada 02 Oktober 2017.
Komentar
Posting Komentar
eviauliapy@gmail.com